Telah dilaksanakan webinar hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2021 dengan tema “Refleksi Harmoni keberagaman dan Integritas dalam Nilai Sumpah Pemuda” yang di adakan oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda (28/10/2021) dan dihadiri oleh 439 peserta mahasiswa Itenas.

Narasumber yang hadir adalah bapak Dani Setiawan, beliau merupakan ketua harian DPP Kesatuan Nelayan Tradisioal Indonesia dengan moderator Rimba Nur Fauzan, Presiden Mahasiswa Itenas tahun 2020.

Webinar ini dibuka oleh bapak Tarsisius Kristyadi, S.T., M.T., Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Beliau mengatakan “Yang bisa kita petik dari kejadian Sumpah Pemuda adalah semangat persatuan yang menjadi landasan kami ITENAS dalam mendidik mahasiswa dengan harapan nanti di dunia kerja, mahasiswa dapat meneladani semangat persatuan itu.” Lalu dilanjutkan dengan pembacaan naskah Sumpah Pemuda oleh kang Rimba Nur Fauzan.

Dalam pembahasannya, bapak Dani mengatakan bahwa kita sebagai generasi muda memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan sumber daya manusia agar di masa depan dapat memiliki kontribusi penting bagi bangsa dan memberikan kemajuan untuk Indonesia.  Salah satu masalah di Indonesia adalah kualitas Pendidikan yang masih rendah padahal struktur demografi di Indonesia spesial dengan penduduk usia produktif lebih tinggi. Masalah lainnya adalah ketimpangan dan kemiskinan. Ketimpangan ekonomi Indonesia berada di peringkat ke-4 (empat) di dunia.

Pemuda sebagai Modal intelektual bangsa memiliki peran yang penting dalam pembangunann nasional.  Modal tersebut mengacu kepada pengetahuan dan kemampuan, dapat mewakili sumber daya yang bernilai dan menginisiasi perubahan. Modal yang disebutkan diharapkan dapat meminimasi isu-isu strategis yang terjadi di Indonesia, diantaranya semakin maraknya sikap dan perilaku destruktif yang mengedepankan hal-hal negatif; Menguatnya gejala polarisasi dan fragmentasi sosial; Kebijakan pembangunan yang masih berorientasi pada penguatan pertumbuhan ekonomi daripada peningkatan pemerataan; Lemahnya  instituationalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kelembagaan politik; Semakin maraknya sikap dan perilaku destruktif yang bernilai negatif di ruang publik, kurangnya keteladanan dari tokoh pemerintahan dan masyarakat.

Cara kita untuk menjaga api Sumpah Pemuda, yaitu dengan menguatkan komitmen kebangsaa untuk memikirkan, meata dan mengembangkan potensi bangsa; Menghidupkan daya-daya produktif anak muda dalam negeri; Anak muda menjadi pelopor kebesaran jiwa, mengutamakan kepentingan umum daripada diri sendiri; dan Memperkuat modal intelektual.

Diakhir webinar bapak Dani mengatakan, “Sebagai generasi muda kita harus berani, tetapi keberanian itu harus disertai dengan tanggung jawab.” Setelah sesi pematerian ditutup, dilanjutkan dengan sesi kuis dan foto bersama.

 

Salsabila Putri Nadita/BKA