Telah dilaksanakan Webinar Green Campus 2022 secara daring melalui video konferensi Zoom (21/02/22). Tema yang diangkat adalah “Mau Dibawa Kemana Sampah Kita?” untuk meningkatkan rasa peduli kita terhadap sampah yang merupakan permasalahan kruisial yang sedang kita hadapi saat ini. Selain itu, juga bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati setiap tanggal 21 Februari untuk memperingati kejadian TPA Leuwi Gajah yang memakan korban sekitar 150 orang. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Itenas serta masyarakat umum.

Webinar Green Campus : Mau Dibawa Kemana Sampah Kita? Diisi oleh narasumber dan moderator hebat yang bergerak di bidang lingkungan, yaitu ibu Resmiani, S.T., M.T. – Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat dan ibu Fei Febri, S.H. – CEO Bank Sampah Bersinar serta moderator yaitu Rd. Sarah Rauzana Putri, S. Kep.

Acara dibuka dengan video pendek yang membahas mengenai plastik yang berperan sebagai bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak sejak pertama kali diciptakan. Pada awalnya plastik diciptakan untuk menyelamatkan lingkungan karena sebelumnya menggunakan kantung kertas berpotensi untuk merusak lingkungan karena semakin banyak pohon yang ditebang, tetapi saat ini plastik merupakan masalah yang cukup serius karena plastik tidak dapat terurai dan sulit untuk di daur ulang. Tanpa kita sadari plastic yang kita buang pada akhirnya kebali kepada kita melalu apa yang kita makan seperti mikroplastik yang saat ini sudah terdapat di plankton, dimakan oleh ikan yang besar, dan akhirnya dimakan oleh kita.

Pada kesempatan ini, ibu Resmiani menjelaskan mengenai kebijakan pengelolaan sampah di Jawa Barat. Jawa Barat memiliki kepadatan penduduk paling tinggi di Indonesia. Berkaitan dengan kondisi lingkungan hidup yang berlaku di Indonesia yaitu, Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Jawa Barat menempati posisi bawah karena penduduknya yang banyak jadi beban terhadap lingkungannya besar. Indek kualitas yang paling berpengaruh adalah Air. Salah satu penyebabnya adalah sampah, sampah yang tidak terkelola dapat terbawa oleh aliran air sungai dapat menurunkan kualitas air. Total timbulan sampah di Jawa Barat adalah 24.790 ton/hari dan didominasi oleh sampah sisa makanan, plastik dan kertas. Di Jawa Barat masih ada 40% sampah yang belum tertangani dengan baik, tidak sesuai dengan Jakstrada yang mengharuskan pengelolaan sampah sebesar 100%. Mulai mengelola sampah dengan 5+1 R yaitu Rethink yaitu berpikir kembali sebelum membeli atau mengkonsumsi, Reduce yaitu mengurangi pemakaian barang sekali pakai, Reuse menggunakan kembali barang-barang yang bias dipakai, Recycle barang yang dapat didaur ulang bias dijadikan nilai tambah, Repair perbaiki barang yang rusak agar bias dipakai kembali, dan Refuse menolak dan menghindari pemakaian barang yang terbuat dari bahan yang sulit terurai.

Narasumber selanjutnya, ibu Fei Febri membahas mengenai mau dibawa kemana sampah kita?. Sampah yang kita hasilkan setiap harinya beragam baik sampah anorganik dan organik. Pada umumnya yang kita lakukan terhadap sampah adalah mengumpulkan, angkut lalu dibuang. Akibat yang ditimbulkan dari perlakuan tersebut adalah TPA penuh, pembakaran liar, Sampah tercecer akibat terlambat pengangkutan, dan sungai tercemar. Salah satu solusi untuk mengelola sampah adalah melalui bank sampah. dari bank sampah kita dapat menukarkan sampah menjadi tabungan baik dalam bentuk uang, dan lain-lain tergantung kebijakan bank sampah tersebut.

Webinar ini ditutup dengan sesi tanya jawab dan games melalui quiziz mengenai pengetahuan dasar mengenai sampah. Kegiatan ini bekerja sama dengan Plastav Collecting Waste, Clean Action, dan Waste 4 Change sebagai media partner.

Salsabila P Nadita/BKA