25 September 2021 – Telah dilaksanakan Webinar Anti Narkoba sebagai salah satu kegiatan dari rangkaian acaran Hari Kemahasiswaan dan Karir. Webinar ini mengangkat judul “Harmoni Lingkungan kampus Bersama Generasi Bebas Narkoba” dan mengundang narasumber-narasumber yang berpengalaman.

Narasumber pertama webinar ini, yaitu bapak Indra Simorangkir, Wakil Ketua Paguyuban Peduli Kebijakan Napza Parahyangan. Beliau mengatakan bahwa Ketika kita memasukkan suatu zat ke dalam tubuh seperti rokok, alkohol, ataupun narkotika mungkin pada awalnya kita akan merasakan gejala yang aneh, namun saat kita konsumsi lagi dan lagi seakan-akan kita sembuh dari gejala tersebut karena tubuh kita sudah beradaptasi dengan zat-zat tersebut sehingga efeknya semakin berkurang. Begitupun saat kita menggunakan narkoba khususnya narkoba yang sekarang banyak beredar yaitu shabu yang sudah dicampur sehingga efeknya berkurang. Tanpa disadari kita bisa menjadi ketergantungan karena efek yang terasa hanya menjadi lebih segar dan masih bisa menjalani hari-hari seperti biasanya. Beliau juga menjelaskan menggunakan narkotika itu sangat berbahaya karena bisa mengganggu kehidupan sehari-hari seperti akan melakukan apa saja agar bisa mendapatkan barang tersebut dan mudah terkena penyakit seperti HIV dan Hepatitis. Untuk keluar dari jeratan kecanduan narkotika juga tidak mudah, harus memiliki tekat yang kuat dan usaha yang besar agar tidak kembali lagi menggunakan barang tersebut.

Ada beberapa modal yang diperlukan untuk pemulihan dari kecanduan tersebut, yaitu :

Modal  1 : Individu, yaitu Kesehatan mental dan fisik

Modal  2 : Keluarga, dukungan sosial dan kegiatan hiburan

Modal 3 : Tempat tinggal yang aman dan lingkungan yang kondusif untuk mendukung Kesehatan   dan pemulihan

Modal  4 : Dukungan Rekan sebaya

Narasumber kedua yaitu bapak Mario Carl Joseph,S.Psi.,M.Psi., Psikolog dan Founder Atma Maitra Indonesia. Beliau menjelaskan Gangguan Penyalahgunaan Zat. Manusia hakikatnya mengejar kenikmatan dan menghindari penderitaan, sehingga banyak orang yang sangat mengejar kenikmatan seperti dating ke Bar, lalu akhirnya ketagihan. Itu merupakan salah satu kekurangan dari sangat mengejar kenikmatan. Ada 3 hal yang bisa kita lakukan untuk mengejar kenikmatan hidup. Pertama apakah kehidupan kita sudah benar? Yang kedua apakah kehidupan yang kita jalani sudah baik? Yang ketiga apakah hidup kita bermanfaat?

Beliau juga menjelaskan mengenai kesejahteraan psikologis sebagai upaya dalam mencegah penyalahgunaan zat. Secara umum kesejahteraan psikologis merupakan evaluasi terhadap diri kita. Tinggi dan rendahnya kesejahteraan psikologis kita tergantung dari penilaian kita terhadap diri kita.

Ciri individu yang memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi, yaitu :

  1. Merasa puas dengan hidupnya.
  2. Kondisi emosional yang positif.
  3. Mampu melalui pengalaman yang buruk yang dapat menghasilkan emosional negatif.
  4. Memiliki hubungan yang positif dengan orang lain.
  5. Mampu menentukan nasibnya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
  6. Mengontrol kondisi lingkungan sekitar.
  7. Memiliki tujuan hidup yang jelas.
  8. Mampu mengembangkan dirinya sendiri.

Dimensi yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis, diantaranya penerimaan diri, pengembangan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, tujuan dalam hidup, dan penguasaan lingkungan.

Narasumber ketiga yaitu ibu Susanna Laorensia, Konslelor Adiksi BNN Kota Bandung. Beliau menjelaskan tentang Badan Narkotika Nasional (BNN) lebih fokus kepada Narkotika bukan narkoba. Secara umum efek dari narkotika adalah sebagai stimulan yaitu merangsang aktifitas saraf pusat, depresan yaitu menekan aktifitas saraf pusat, dan halusinogen yaitu tidak bisa membedakan kenyataan dengan angan-angan.  Beliau menyampaikan bahwa trend remaja yang menyaahgunakan narkoba mengalami kenaikan pada tahun 2018. Pola penggunaan narkoba dimulai dengan mencoba-coba pakai, lalu naik ke tingkat terpengaruh oleh sosial, lalu naik lagi ke tingkat pemakaian dengan alas an tertentu seperti saat pusing memakai narkoba, lalu naik ke tingkat pemakaian intensif atau teratur, lalu tingkat paling tinggi adalah kecanduan yaitu pemakaian setiap hari. Yang harus dilakukan terhadap penyalahguna narkoba adalah rehabilitasi.

 

Salsabila P Nadita/BKA