Telah dilaksanakan seminar hari kartini pada hari kamis (21/04/2022) dengan mengusung tema “Kesetaraan dan Pemberdayaan Kaum Perempuan Menuju SDG’s 2030” yang dilaksanakan secara hybird (daring dan luring). Narasumber yang diundang untuk mengisi seminar adalah ibu Olivia Chadidjah Salampessy, M.P. selaku Wakil Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Indonesia dan Yunita Sari, S.Pd. selaku Player Futsal Timnas Indonesia, serta dimoderatori oleh Kania Ariyani Risyalaina, S.PW., M.T.

Seminar dibuka dengan sambutan dari Rektor Itenas yang diwakilkan oleh Bapak Bernadinus Herbudiman, S.T., M.T. beliau menyampaikan bahwa kesenjangan gender masih manjadi masalah pada saat ini baik di bidang politik, pendidikan, maupun rumah tangga. Kasus kekerasan seksual juga merupakan kasus yang masih menjadi kaprihatinan global. Semoga dengan diadakan webinar ini, kita menyadari pentingnya kesetaraan gender untuk mencapai tujuan kita pada SDG’s 2030 nomor 5 mengenai kesetaraan gender.

Dari pemaparan yang disampaikan narasumber dapat disimpulkan bahwa benar adanya benar adanya pemberdayaan dan kesetaraan kaum wanita sangat penting dari zaman kartini 100 tahun lalu sampai saat ini kesenjangan masih saja terjadi, pola pikir bahwa kaum laki-laki lebih kuat menjadikan kaum wanita tertindas. Untuk solusi-solusi yang dapat kita kedepankan adalah dengan meningkatkan dari bidan akademis, maupun pemangku kebijakan mengenai kesetaraan dan sedikit demi sedikit membuat peraturan yang tidak membeda-bedakan laki-laki maupun perempuan. Kita sebagai perempuan juga jangan mau dikekang dalam mewujudkan cita-cita. Terus usahakan dan raih cita-cita tanpa memandang bahwa bidang yang kita cita-citakan merupakan bidangnya laki-laki, karena sebagai perempuan pun berhak untuk memiliki cita-cita yang tinggi baik dalam bidang olahraga, pendidikan, politik, dan sebagainya.

Seminar hari kartini ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang sangat menarik dengan pertanyaan-pertanyaan yang luar biasa mengenai bagaimana jika kita ingin mengikuti klub olahraga tapi dibatasi karena perempuan, kekerasan seksual yang banyak beredar di Indonesia, serta kasus-kasus kesenjangan lainnya. Terakhir, seminar ditutup dengan sesi foto bersama.

 

Nadita/BKA